Meditama.id, BALIKPAPAN — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Balikpapan mengalami inflasi 0,82% (mtm) pada Juni 2025, sementara Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengalami deflasi 0,22% (mtm) pada periode yang sama.
Secara tahunan, inflasi Balikpapan tercatat 1,77% (yoy), lebih rendah dari rata-rata nasional (1,87% yoy) namun sedikit lebih tinggi dari rata-rata empat kota di Kalimantan Timur (1,62% yoy). Inflasi Balikpapan masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional sebesar 2,5% ±1%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi, menjelaskan bahwa inflasi Balikpapan didorong terutama oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang menyumbang 0,40%.
Lima komoditas utama penyumbang inflasi Balikpapan pada Juni 2025: Angkutan udara, Beras, Bimbingan belajar, Bahan bakar rumah tangga dan Kacang panjang.
Peningkatan tarif angkutan udara dipicu lonjakan permintaan selama periode libur panjang termasuk Idul Adha, sementara kenaikan harga beras dan kacang panjang dipengaruhi pasokan terbatas akibat musim hujan yang masih berlangsung.
Di sisi lain, kelompok pakaian dan alas kaki menjadi penahan inflasi, dengan andil deflasi -0,04%. Komoditas yang mencatat penurunan harga antara lain daging ayam ras, angkutan laut (terbantu diskon tarif nasional), cabai rawit, pengharum cucian, dan bensin.
Berbeda dengan Balikpapan, Kabupaten PPU mengalami deflasi karena penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang memberi andil deflasi 0,22%.
Lima komoditas utama penyumbang deflasi di PPU: Daging ayam ras, Ikan tongkol, Ikan kembung, Jeruk dan Sawi hijau.
Deflasi di PPU didukung pasokan yang lancar dan meningkatnya hasil tangkapan laut, serta masuknya pasokan ayam beku dari Jawa. Meski demikian, beberapa komoditas seperti tomat, beras, bawang merah, sigaret kretek tangan, dan kacang panjang justru mengalami kenaikan harga akibat cuaca buruk dan terbatasnya pasokan.
Robi Ariadi menegaskan, Bank Indonesia Balikpapan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah untuk menjaga inflasi tetap terkendali. Upaya yang dilakukan antara lain pemantauan harga, memperkuat kerja sama antar-daerah, operasi pasar, pemanfaatan lahan pekarangan, dan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
“Kami terus berkomitmen menjaga inflasi tetap pada sasaran 2,5% ±1% melalui sinergi TPID, berbagai intervensi pasar, serta edukasi masyarakat,” ujar Robi.
Survei konsumen Bank Indonesia juga menunjukkan keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi tetap tinggi, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Balikpapan pada Juni 2025 yang mencapai 137,3, meningkat dari bulan sebelumnya. (tim)
Tulis Komentar