Meditama.id, BERAU - Sekretaris Komisi I DPRD Berau, Frans Lewi, menyampaikan keprihatinannya terkait keterbatasan Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kabupaten Berau. Saat ini, hanya terdapat satu SLB yang berada di Tanjung Redeb, sehingga menyulitkan akses pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus dari kecamatan lain.
"Saya sendiri menemui orang tua yang harus mengontrak rumah di Tanjung Redeb demi menyekolahkan anaknya di SLB. Hal ini tentu menyulitkan karena mereka harus meninggalkan aktivitas utama demi pendidikan anak," ungkapnya.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Berau dapat memfasilitasi pembangunan SLB minimal satu di tiap kecamatan untuk memberikan kemudahan akses bagi para penyandang disabilitas.
Menurutnya, keterbatasan pembangunan SLB bukan karena tidak tersedianya anggaran, melainkan karena belum adanya program khusus yang diarahkan ke sektor tersebut.
"Dari sisi penganggaran, sebetulnya bisa diatur. APBD memiliki alokasi 20 persen untuk pendidikan, saya rasa cukup jika diarahkan juga untuk kebutuhan SLB, termasuk pembangunan infrastrukturnya," ucapnya.
Frans memastikan bahwa pihaknya di DPRD akan membahas hal ini secara serius agar pendidikan inklusif di Berau dapat diwujudkan secara merata. (adv/jek)
Tulis Komentar