0882022044248
Iklan DPRD Berau

Bupati Paser Tinjau Langsung Kinerja UPTD PeternakanPastikan Program Pengendalian Inflasi Terus Berjalan

$rows[judul] Keterangan Gambar : Bupati Paser dr Fahmi Fadli memanen langsung hasil ternak ayam petelur yang dikelola Disbunak Paser, Rabu (21/5/2025).

Meditama.id, TANA GROGOT – Upaya pengendalian inflasi daerah yang menjadi prioritas Bupati Paser dr. Fahmi Fadli pada tahun 2024 mulai menunjukkan dampak nyata di tahun 2025. Dalam rangka memastikan kesinambungan program ini, Bupati Fahmi bersama Sekretaris Daerah Paser Katsul Wijaya melakukan kunjungan kerja ke Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pembibitan dan Perawatan Ternak milik Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Paser di Desa Saing Prupuk, Kecamatan Batu Engau.

Dalam kunjungan tersebut, rombongan tidak hanya meninjau kondisi kandang ayam petelur, namun juga secara simbolis melakukan panen telur bersama Kepala Disbunak Paser Djoko Bawono dan Camat Batu Engau, M. Tauhid. Kegiatan ini menjadi simbol nyata komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kestabilan harga pangan, khususnya telur ayam, yang kerap menjadi indikator inflasi.

“Saya sangat mengapresiasi kerja keras tim Disbunak. Namun saya tegaskan, hasil produksi telur ini harus bisa membantu menekan harga di pasaran, bukan sebaliknya,” tegas Bupati Fahmi. Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan limbah kandang agar tidak menimbulkan dampak lingkungan.

Selain meninjau kandang, Bupati juga menyampaikan komitmennya untuk membenahi sejumlah infrastruktur penunjang di kawasan tersebut. Beberapa usulan yang disampaikan pihak Disbunak terkait pengembangan kawasan menjadi peternakan terpadu dinilai layak untuk didukung lebih lanjut.

“Fokus utama program ini bukan untuk meraih keuntungan, tapi untuk menstabilkan harga pangan dan mendukung program ketahanan pangan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG),” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Disbunak Djoko Bawono mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 11.300 ekor ayam petelur di UPTD tersebut, dengan produksi harian sekitar 9.000 butir telur. Ia juga menyebut bahwa program ini mendapat apresiasi dari Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Timur, karena dianggap sebagai langkah konkret menuju kemandirian pangan daerah.

“Paser menjadi contoh nyata bagi daerah lain dalam mengintegrasikan program pengendalian inflasi dengan ketahanan pangan,” ungkap Djoko. (adv/dar)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)