Meditama.id, IKN — Kabupaten Paser berhasil mencuri perhatian nasional dengan meraih Juara 1 dalam Parade Budaya pada ajang bergengsi Nusantara Culture Festival 2025 yang digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN). Festival ini berlangsung selama tiga hari, dari 30 Mei hingga 1 Juni 2025, dan diikuti oleh puluhan perwakilan dari berbagai daerah se-Indonesia.
Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Otorita IKN melalui Kedeputian Sosial dan Budaya serta Pemberdayaan Masyarakat, sebagai bagian dari komitmen melestarikan serta mengangkat kekayaan budaya lokal di tengah semangat pembangunan nasional.
Penampilan Kabupaten Paser begitu memikat lewat tarian bertajuk “Mamolio Olo Bulan”, yang dalam bahasa Paser bermakna ritual penyucian diri. Tarian ini mengangkat nilai-nilai adat dalam ritual Belian Mamolio Ngadap Klusan dari Desa Laburan, Kecamatan Paser Belengkong. Dalam ritual ini, tokoh sentral “Penggading” mempersiapkan perlengkapan upacara adat seperti Ketuong Bungo, sesajen, dan ornamen janur yang penuh makna spiritual.
Tarian diperkaya dengan gerakan khas nusantara yang dikolaborasikan secara dinamis dengan musik tradisional, mencerminkan kekayaan budaya serta keberagaman suku yang hidup harmonis di Kabupaten Paser. Properti utama seperti Gitang (gelang adat) turut menambah kedalaman makna artistik dari pertunjukan tersebut.
Kesuksesan ini tak lepas dari dukungan penuh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Paser, di bawah komando M. Yunus Syam, S.Pd., M.Si., serta peran aktif Surpiani, S.E. selaku Kepala Bidang Kebudayaan. Produksi dan koreografi dipercayakan kepada Yayasan Sadurengas, dengan melibatkan generasi muda dari Duta Budaya Paser, Putra-Putri Tari, serta Putra-Putri Batik Paser.
Koreografi tari digarap oleh Rudy Nuriansyah bersama asistennya Mayung Mifta Nurjannah, sementara komposisi musik disusun oleh Ismail dengan dukungan pemusik lokal seperti Muhammad Aminnudin, Ahmad Fahsaufi, dan Ferry Susanto, S.Sn., M.Sn.. Suara merdu Nelly Sebastian dan Aminnudin melengkapi harmoni penampilan.
Tak hanya parade budaya, Paser juga berkontribusi dalam penampilan pembukaan dengan membawakan musik etnik tradisional. Lagu-lagu seperti Loa Terik, Sungai Kandilo, dan Pengkeo Taka Olo Manin Aso Buen dikreasikan ulang dengan alat musik tradisional, termasuk gambus, yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Musisi lokal seperti Ismail, Abdul Wahab, Muhammad Aminnudin, Muhammad Junaidi, Indra Nuari, dan Robianoor tampil memukau dalam acara yang turut dihadiri oleh Kepala Otorita IKN Dr. (H.C) Ir. H. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc., Ph.D serta Menteri Kebudayaan Dr. Fadly Zon, S.S., M.Sc.
Dengan mengusung semangat “Man Taka Po Mamolio Olo Bulan”, Kabupaten Paser tak sekadar menyuguhkan hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya pelestarian adat dan nilai spiritual di tengah modernisasi.
Prestasi ini menjadi bukti bahwa budaya lokal masih memiliki daya saing tinggi dan mampu menjadi kebanggaan nasional. Kabupaten Paser telah menunjukkan bahwa warisan leluhur bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk terus diperjuangkan dan dikenalkan ke seluruh nusantara. (adv/dar)
Tulis Komentar