0882022044248
Iklan DPRD Berau

1.500 Perempuan Jadi Kepala Keluarga di Paser, Pemkab Perkuat Dukungan Lewat Program PEKKA

$rows[judul]

Meditama.id, PASER – Sekitar 1.500 perempuan di Kabupaten Paser saat ini menjalani peran sebagai kepala keluarga akibat ditinggal meninggal, bercerai, atau kondisi lainnya yang tidak direncanakan. Data tersebut diungkapkan oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Paser.

Kondisi tersebut memaksa para perempuan ini menjadi tulang punggung keluarga, umumnya bekerja di sektor non-formal untuk mencukupi kebutuhan hidup. Menanggapi hal ini, pemerintah daerah melalui DPPKBPPPA menjalankan Program Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) sebagai bentuk perlindungan dan pemberdayaan.

“Program ini bertujuan agar para perempuan yang menjadi kepala rumah tangga memiliki akses yang setara dalam pendidikan, ekonomi, dan layanan dasar lainnya,” ujar Kepala DPPKBPPPA Paser, Amir Faisol, belum lama ini.

Program PEKKA mencakup berbagai bentuk dukungan, termasuk bantuan dalam proses perceraian bagi mereka yang menikah siri dan menghadapi hambatan administratif maupun biaya di pengadilan. Selain itu, perempuan yang belum memiliki jaminan kesehatan seperti BPJS juga menjadi sasaran utama program ini.

Tak hanya aspek hukum dan kesehatan, PEKKA juga fokus pada penguatan ekonomi. Pemerintah memberikan pelatihan keterampilan, membuka akses usaha mikro, serta mendorong keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi produktif.

Amir menjelaskan, penerima manfaat program PEKKA tidak hanya perempuan yang berstatus janda. Mereka yang ditinggal suami karena sakit berkepanjangan, tidak jelas status pernikahannya, atau ditinggal suami menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dalam jangka panjang juga masuk dalam kategori sasaran.

“Banyak tantangan yang dihadapi perempuan kepala keluarga, mulai dari keterbatasan ekonomi, pendidikan anak, hingga diskriminasi sosial. Melalui PEKKA, kami berupaya memberikan ruang dan peluang agar mereka dapat mandiri dan berdaya,” tambah Amir.

Pemerintah Kabupaten Paser berharap, melalui keberlanjutan program ini, perempuan kepala keluarga tidak lagi merasa terpinggirkan, tetapi justru menjadi bagian penting dari penggerak ekonomi dan sosial di masyarakat. (adv/dar)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)